Sabtu, 23 Oktober 2010

Dampak Negatif Kemaksiatan dan Dosa

Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Di antara bencana yang banyak menimpa kaum muslimin pada zaman sekarang ini adalah merajalelanya kemaksiatan dan dosa, menyebarnya kemungkaran dengan berbagai tingkatannya.
Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata, “Kemaksiatan ini memiliki bahaya yang sangat besar bagi hati, sama seperti bahaya racun terhadap tubuh dalam tingkat bahaya yang berbeda-beda, dan tidakkah di dunia ini muncul suatu kejahatan dan penyakit kecuali disebabkan oleh kemaksiatan dan dosa-dosa, Sebab apakah yang mengeluarkan bapak manusia dari surga, tempat kelezatan, kenimatan, kemegahan,  dan kesenangan menuju alam yang penuh penyakit, kesedihan dan musibah?. Apakah yang mengeluarkan Iblis dari alam langit, diusir dan dilaknat, rahmat berubah menjadi laknat serta keimanan berubah menjadi kekafiran?.  Lalu sebab apakah yang menenggelamkan seluruh penghuni bumi sehingga air melampaui puncak gunung-gunung?. Dan sebab apakah yang menjadikan angin menguasai kaum ‘Ad sehingga mereka bergelimpangan mati di permukaan bumi, sehingga mereka seperti pohon-pohon kurma yang tumbang?. Sebab apakah yang menyebabkan terjadinya siksa yang menyebabkan hati-hati mereka terputus dari tenggorokan-tenggorokan mereka sehingga hati dan tenggorokan mereka berserakan dan mereka tewas?, Sebab apakah yang menyebabkan Fir’aun tenggelam bersama kaumnya, lalu ruh-ruh mereka kembali berpindah ke neraka Jahannam?. Tubuh mereka tenggelam sementara ruh-ruh mereka terbakar, sebab apakah yang mengubur Karun dan rumahnya beserta seluruh hartanya?. Sungguh, semuanya disebabkan oleh kemaksiatan dan dosa-dosa!.[1]
Allah SWT berfirman:
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa yang disebabkan karena dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka”. (QS. Al-Ankabut: 40)
Dosa-dosa ini ada yang besar dan ada pula yang kecil, seperti yang dijelaskan oleh nash-nash di dalam kitab dan sunnah. Allah SWT berfirman:
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS. Al-Nisa’: 31)
Allah SWT berfirman:
(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. (QS.Al-Najm:  32)
Maksudnya adalah dosa-dosa yang kecil. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Ibnu Mas’ud bahwa dia bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: Dosa apakah yang paling besar?. Nabi menjawab, “Engkau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah SWT, padahal Dia-lah yang menciptakanmu”. Kemudian aku bertanya kembali: Kemudian dosa apa?. Nabi menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut jika dia makan bersamamu”. Kemudian dosa apa?. Nabi menjawab: “ Engkau berzina dengan istri tetanggamu”.[2]
Di antara manusia ada yang terlalu meremehkan dosa dan kemaksiatan dan berkata: Selama aku masih menunaikan rukun-rukun Islam, dan kewajiban-kewajiban yang ada padanya maka perkara dosa adalah enteng, Allah SWT Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang. Perkataan ini tidak benar, sebab sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, selain itu Dia memiliki siksa yang pedih bagi orang yang bermaksiat kepada -Nya dan menyalahi perintah -Nya. Allah SWT berfirman:
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya Allah amat berat siksa -Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah: 98)
Allah SWT berfirman:
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya Allah amat berat siksa -Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (QS. Al-Hijr: 49-50).
Allah SWT memperingatkan para hamba -Nya agar mereka tidak menyalahi perintah Rasul:
maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. An-Nur: 63)
Allah SWT berfirman:
“…dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja. sedangkan di sisi Allah adalah besar”. (QS. Al-Nur: 15)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab Musnadnya dari Sahl bin Sa’d bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “hati-hatilah kalian terhadap dosa-dosa kecil, karena perumpamaannya seperti sebuah kaum yang singgah di sebuah lembah, lalu masing-masing dari mereka memabawa satu batang kayu, lalu mereka membakar kayu tersebut hingga bisa memasak adonan roti mereka karena sesungguhnya dosa-dosa kecilnya itu bisamembinasakannya”. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Anas RA berkata, “Sesungguhnya kalian mengetahui suatu amalan di mana dalam pandangan kalian dia lebih kecil dari rambut namun amalan tersebut pada zaman Rasulullah SAW sebagai pembinasa”.[3]
Satu kemaksiatan menjadi sebab kekalahan para shahabat dalam perang Uhud, yaitu pada saat Nabi memerintahkan mereka agar tidak turun dari gunung, namun mereka tidak mentaati perintah Rasulullah SAW akhirnya tujuh puluh shahabat terbunuh pada perang itu, sebagaimana disebutkan di dalam sirah yang shahih.[4]
Satu kemaksiatan telah menjerumuskan seorang wanita ke dalam neraka, di dalam Ashaihaini dari Ibnu Umar bahwa Nabi saw bersabda,  “Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang diikatnya, tidak diberinya makan dan tidak pula dibiarkannya makan serangga bumi”.[5]
Bahkan terkadang seseorang menganggap enteng kalimat yang keluar dari mulutnya tanpa berfikir tentangnya, sehingga menjadi sebab dirinya terjerumus ke dalam neraka. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang tidak jelas baginya, namun dia terperosok karenanya ke dalam jurang neraka, bahkan lebih dalam dari jarak antara Masyrik dan Magrib”.[6]
Satu kemakasiatan telah mengeluarkan Adam dari Surga. Seorang penyair berkata:
Engkau menambah dosa dengan dosa, lalu dirimu mengharap
Tingkatan-tingkatan surga dan kemenangan seorang ahli ibadah
Apakah kau lupakan Tuhan-mu saat Dia mengeluarkan Adam
Dari Surga menuju dunia hanya karena disebabkan satu dosa
Dampak negatif kemaksiatan sangat banyak, disebutkan oleh Ibnul Qoyyim di dalam kitab “Al-Jawabul Kafi liman sa’ala ani dawai syafi”, di antaranya adalah:
Pertama: Kemaksiatan bisa mengakibatkan kehinaan bagi pelakunya, sesungguhnya kedudukan yang tinggi hanya dapat diraih dengan ketaatan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka dari Allah-lah kemuliaan itu semuanya.”. (Fathir: 10)
Allah SWT berfirman;
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul -Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (QS. Al-Munafiqun: 8)
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak kemurkaan akan menimpa mereka dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan.”. (QS. Al-A’rof: 152)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Ibnu Umar bahwa Nabi bersabda, “Dan Allah SWT menjadikan kehinaan dan kerendahan bagi orang yang menyalahi perintahku”.[7]
Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Ya Allah jadikanlah kami mulia dengan taat kepadamu dan janganlah buat kami hina dengan bermaksiat kepadamu”. Al-Hasan AL-Bashri rahimahullah berkata, “Sesungguhnya sekalipun keledai mendedas dengan mereka, dan kuda-kuda melegas dengan mereka, sesungguhnya kehinaan maksiat bersemayam di dalam hati mereka, Allah SWT enggan kecuali menghinakan orang yang bermksiat kepada -Nya”.[8]
Ibnul Mubarok berkata:
Aku melihat bahwa dosa-dosa itu mematikan hati.
Kecanduan terhadapnya mengakibatkan kehinaan
Dan meninggalkan dosa membuat hati itu hidup
Dan lebih baik bagimu meninggalkan semua dosa
Kedua: Dosa dan kemaksiatan mengakibatkan keterasingan antara seorang hamba dengan Tuhan -Nya, sekalipun seseorang memiliki semua fasilitas kenikmatan dunia maka sungguh keterasingan itu tidak akan pernah sirna darinya. Abdullah bin Abbas berkata, “Sesungguhnya kebaikan itu memancarkan cahaya pada wajah seseorang, dan cahaya di dalam hati, keluasan dalam rizki, kekuatan pada badan, kecintaan di tengah-tengah makhluk, dan keburukan akan mengakibatkan kehitaman pada wajah, kegelapan dalam hati dan kelemahan badan dan kekurangan rizki serta kebencian di dalam hati para makhluk Allah”.[9]
Dan perkataan Ibnu Abbas ini dipertergas oleh firman Allah SWT:
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?", (QS. Thaha: 124-125)
Allah SWT berfirman:
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. (QS. Al-Nahl: 97)
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut Beliau.
Oleh: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

Selasa, 12 Oktober 2010

Rumus Mudah untuk Menjadi yang Terbaik

Sebagai manusia, kita semua diarahkan untuk memiliki yang terbaik dalam hidup, untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidup, untuk menjadi yang terbaik dalam hidup. Bukankah demikian? Berapa kali saja hal-hal tersebut muncul dalam benak kita?
“Saya ingin menjadi karyawan terbaik atau murid terbaik!” “Saya ingin memiliki sendiri telepon selular yang terbaik, mobil yang terbaik dan menikah dengan istri terbaik.”
Saudara-saudariku sekalian, sebagai seorang Muslim pernahkah terlintas dalam benak kita pemikiran “Saya ingin menjadi seorang Muslim yang Terbaik? Tinggalkan dulu hal ini, sekarang pernahkah kita memikirkan hal tersebut?
Pada masa ini, topik akan hal ini muncul, memberikan kita pemikiran kedua. Jika kamu meyakini bahwa untuk menjadi Muslim yang terbaik adalah dengan menghabiskan waktumu seharian penuh di Mesjid, atau berpuasa setiap hari selama hidupmu, maka pendapatmu itu salah!
Nabi Muhammad (S.A.W) memberi kita rumus mudah untuk menjadi yang terbaik:
“Yang terbaik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan kemudian mengajarkannya.” (Al-Bukhari).
Subhanallah, semudah itukah! Tidak membutuhkan bagi kamu untuk berdoa terus menerus selama 24/7. Bukan, kuncinya adalah firman Allah – Al Qur’an.
Berpeganglah pada hal tersebut jika hendak memulai membaca halamannya setiap hari (pastikan pula kamu memamahinya). Ini merupakan sesuatu yang Allah perintahkan di dalam Al-Qur’an.
“Dan berpeganglahteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah (Al-Qur’an), dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu… (QS. 3:103)
“Dan sungguh, telah Kami Mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. 54:17)
Manfaat-manfaat dari membaca Al-Qur’an
• Memenuhi kewajiban akan Islam
Rasululllah (kedamaian selalu tercurah padanya) men-summary-kan Agama di dalam sabdanya: “Agama adalah nasehat (tentunya)!” Kemudian para Sahabat bertanya, “Untuk siapa?” Rasulullah menjawab: “Untuk Allah semata, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin masyarakat, dan kaum mereka umumnya.” (Sahih Muslim)
Ketulusan pada Kitab Allah termasuk membacanya setiap hari, mempelajari aturan tajwid dan mencoba untuk memperindah bacaan kita, memahami artinya. Tafsir dan alasan-alasan terhadap Wahyu Allah, dan lebih penting lagi untuk menegaskan akan Kebenaran, kesempurnaan Firman Allah dan bukan bagian dari ciptaan. Kita menghormatinya dengan membacanya, meng-implementasikan dalam hidup kita, mengajarinya dan menyarankan masyarakat untuk melakukannya. Maka dengan membaca dan merefleksikan Al-Qur’an, kita memenuhi kewajiban kita dan Insha Allah akan memperoleh pahala dari melakukannya.
• Syafaat di Hari Pengadilan
Rasulullah (kedamaian selalu tercurah padanya) bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya akan datang pada Hari Pengadilan sebagai perantara untuk penegaknya.” (Sahih Muslim)
Pada setiap awal pagi kita menghabiskan waktu untuk membaca Al-Qur’an yang Insha Allah akan mendapatkan buah keuntungan bila tiba saatnya: Hari Pengadilan. Kita bahkan tidak dapat menyangka akan seperti apa, ketika Al-Qur’an akan mengetengahi kepada siapa yang patut mendapatkannya.
Semoga Allah menjadikan kita bersama mereka, Amiin.
• Berapa banyak dalam 5 menit?
Saya yakin tentunya kalian semua mengenal Hadist yang terkenal ini, “Siapa pun yang membaca satu kata dari Kitab Allah, maka dia akan mendapatkan pahala. Dan pahala tersebut akan dikalikan 10 (sepuluh). Aku tidak mengatakan kalau “Alif, Laam, Meem” itu adalah kata, lebih kepada Aku mengatakan bahwa “Alif” adalah satu huruf, “Laam” adalah satu huruf dan “Meem” adalah satu huruf.” (Al-Tirmidzi)
Subhanallah, dapatkan kalian bayangkan seberapa besar balasan kebaikan yang akan ditambah pada sisi kananmu dengan hanya membaca satu ayat? Ini merupakan suatu rahmat untuk kita semua.
Tidak ada akhir pada manfaat membaca Al-Qur’an. Juga, harapan dan pemikiran kita akan semakin bertambah positif, memberikan kita kejelasan dan pemahaman intelektual dalam hidup jika kita mencari tuntunan dari Al-Qur’an, Kitab Pencipta kita.
Semoga Allah membuat kita senantiasa bersama orang-orang pada Al-Qur’an dan membuat Al-Qur’an sebagai saksi kita pada Hari Pengadilan nanti dan tidak menyerang kita.
Maka marilah, pelajari dan bacalah Al-Qur’an, dan buatlah diri kamu agar beserta Umat-umat Muslim yang terbaik. Insha Allah.
Sumber: Saudi Gazette